Alpian Maskoni Belum Umumkan Pasangan. Ini Kata Pengamat

Politik45 Dilihat

PAGAR ALAM, WARTA DEMPU – Dari tiga pasangan yang diprediksi akan bertarung di Pemilihan Walikota (Pilwako) Kota Pagar Alam tahun 2024. Bakal Calon (Balon) Walikota Petahana yaitu H. Alpian Masloni SH, MSi menjadi sorotan.

Pasalnya mantan Walikota Pagar Alam Periode 2018-2023 tersebut sampai saat ini belum mengumumkan siapa kandidat yang akan mendampinginya untuk maju di Pilwako Pagar Alam.

Hal ini cukup menjadi sorotan banyak kalangan, pasalnya biasanya calon petahana akan menjadi rebutan untuk bisa berpasangan di Pilkada.

Dosen Magister Ilmu Komunikasi (S2) STISIPOL Candradimuka Palembang Arif Ardiansyah bahkan memberikan tanggapannya terkait hal ini. Menurutnya calon petahana di Pilkada Pagar Alam 2024, H.Alpian Maskoni, belum menentukan pasangan karena masih dalam proses mencari pasangan yang cocok untuk meningkatkan peluang kemenangannya.

“Belum ditentukannya pasangan oleh calon petahana Alpian Maskoni dalam Pilkada Pagar Alam 2024 menyiratkan banyaknya pertimbangan. Pertama soal Koalisi Partai boleh jadi Alpian mungkin sedang bernegosiasi dengan partai-partai untuk membentuk koalisi yang kuat, sehingga dapat memperoleh dukungan politik yang lebih luas,” ujarnya.

Kedua, menentukan pasangan itu tidak mudah karena memilih pasangan yang tepat dan cocok adalah krusial untuk meningkatkan elektabilitas dan memenangkan hati pemilih.

“Harus banyak variabelnya dari kepopuleran, logistic dan bisa menambah suara. Sekali salah memilih maka akan menyesal lima tahun. Intinya, siapa saja calon yang dapat melengkapi kelemahan dan memperkuat kelebihan petahana menjadi pertimbangan utama,” katanya.

Ketiga adalah Situasi politik lokal di Pagar Alam yang banyak calon muncul membuat dukungan juga terbagi, apalagi dalam kontek daerah, guguk, puyang dan sebagainya karena Aon lain biasanya ada kaitan dengan petahana sehingga hal ini membuat petahana harus cermat dalam menentukan pasangan untuk mengantisipasi perubahan dukungan dan menjaga kestabilan kampanye.

“Jadi ada keuntungan dan kerugian jika menentukan Calon di Menit Terakhir. Kerugian menentukan calon di menit terakhir memberikan calon waktu yang sangat terbatas untuk berkampanye. Ini mengurangi efektivitas kampanye dan menghambat upaya untuk mendapatkan dukungan yang maksimal,” jelasnya.

Calon kepala daerah membutuhkan waktu untuk menyosialisasikan program kerja dan visi misinya kepada masyarakat. Penentuan calon yang lambat membuat sosialisasi program menjadi tidak optimal.

“Ketidakpastian mengenai calon kepala daerah dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap partai politik. Masyarakat mungkin meragukan kesiapan dan keseriusan partai dalam menghadapi Pilkada,” ungkapnya.

Namun ada keuntungan juga dimana menentukan calon di menit terakhir memberikan petahana waktu lebih banyak untuk melakukan analisis dan pertimbangan yang mendalam. Hal ini memungkinkan petahana untuk memilih calon yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat.

“Penentuan pasangan calon di menit terakhir dapat menjadi strategi kejutan yang menguntungkan. Calon yang tidak diduga-duga bisa menarik perhatian masyarakat dan mengubah dinamika kompetisi pilkada,” tambahnya.

Dan yang jelas lambannya menentukan pasangan akan menimbulkan peluang bagi new comer untuk konsolidasi apalagi di Pagar Alam pendatang baru dalam pilkada tahun ini lumayan bergizi dan mumpuni ada Pj Sekda Empat Lawang, ada dari klan mantan Wakil Walikota yang siap bertarung.(RM)

Komentar